Pages

Thursday, 22 February 2018

Bahasa dan Bani Micin

Seperti biasa, sepulang mencari sesuap nasi, saya selalu menyempatkan diri untuk sejenak berbagi kisah bersama sahabat terbaik saya, tepatnya, suami saya, tentang apa yang sudah terjadi sepanjang hari saya tidak bersamanya. Percakapan-percakapan ringan terbaik ini sarat dengan nasihat dan canda. Alhamdulilah, Tuhan memberi saya kesempatan untuk memiliki seorang yang begitu luar biasa dalam hidup saya. Lha, kok, jadi pamer? Hahaha.... Lanjut!

Sebuah pertanyaan saya ajukan kepadanya, pertanyaan seorang sahabat yang dibagikan dalam grup WhatsApp.
Lebih kejam mana, melempar anjing ke sungai untuk makanan buaya atau memukul anjing sampai mati kemudian dimakan sendiri?
Pertanyaan yang lucu dan sedikit nyeleneh menurut saya, dan suami saya menjawab: "Yang memukul". WHAT?

Saya adalah seorang pemakan daging anjing, sayangnya, hahaha, Dan saya kurang setuju dengan jawaban suami saya. Perbedaan pendapat ini membuat kami tertawa.

OK. That's just an intro.

Lalu percakapan berlanjut tentang pengalaman saya di kantor, tentang segelintir oknum yang menurut saya "kurang" meneliti dan menelaah lebih jauh tentang sesuatu yang sederhana. Memperdebatkan tentang sebuah kalimat bahasa Arab, Alhamdulilah.

Lucu. Sangat lucu dan ironis, di zaman sekarang yang begitu maju masih ada orang yang memperdebatkan masalah itu. Referensi kredibel saya rasa terpampang nyata, dan masih ada yang terkecoh dengan unsur SARA. Sangat disayangkan :)

Bagi kalian yang mungkin secara tidak sengaja membaca tulisan saya ini, semoga tercerahkan dengan tulisan saya. Amin.

Kata Alhamdulilah, adalah sebuah bahasa yang sama artinya dengan "Salam sejahtera bagimu". Lalu, di mana haramnya? Di mana salahnya mengucapkannya? Apakah karena kata ini identik dengan kaum Muslim? Hello....

Kalau memang itu (AGAMA) masalahnya, saya sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Saya mundur deh.

Bahkan kata SubhanAllah diterjemahkan gamblang dengan padanan Haleluya. Haleluya sendiri berarti "Puji TUHAN". Alangkah baiknya kata-kata ini. Dan betapa bodohnya orang yang mempersalahkan siapapun yang mengatakannya. Jika kaum Muslim berkata "Haleluya" atau kaum Nasrani berkata "SubhanAllah", so what? Please, open the window, eh, open your mind! It's hareudang here :D

Terakhir, ada sebuah pertanyaan dari saya, silakan dijawab. WARNING! Ini sarkasme.  Bagi yang tidak tahan kata-kata pedas tapi sudah terlanjur membaca, yah, apa boleh buat :) Tidak ada unsur SARA di sini, ya, warganet...

Jangan jadikan bahasa sebagai alat pemecah. Terkutuklah mereka yang selalu membawa perpecahan dan berusaha  menggiring opini untuk menyesatkan orang lain. Kalau mau sesat, sesat saja sendiri, Bos! Hehehe.

Lebih aneh mana, orang Islam yang protes waktu mendengar orang Kristen yang mengatakan "Assalamualaikum" atau orang Kristen yang mencibir sesama Kristen karena mengatakan kalimat yang sama?

Assalamualaikum
Assalamualaikum
InshaAllah


Alhamdulilah
SubhanAllah