Lucu, kalau dulu ingat reaksiku
setiap melihat anak yang diberi nama “panjang lebar”. Sambil bercanda suka keceplosan
bilang, “Aduh, Namanya singkat banget, apa ga ada nama yang lebih
singkat lagi?” Begitulah kira-kira ucapanku dulu. Tapi sekarang semua
kata-kataku seperti berbalik menyerangku. Hahaha, anakku kuberi nama yang juga
cukup “singkat”: Mylesshinta Eunike Kagumi Saragi. Cukup “singkat” bukan?
Tepat tanggal 08 Mei 2019 anakku pun lahir. Anakku berjenis kelamin perempuan, dilahirkan dengan proses normal dengan berat 4.5 kg dan panjang 53 cm. Cukup menyulitkan bagiku saat-saat itu. Mujizat dan kebaikan Tuhan untukku dengan kondisi tubuh yang sudah mulai lemah karena terlalu lama mengejan, aku akhirnya bisa melihat sosok mungil yang sudah lama aku rindukan. Mylesshinta Eunike Kagumi Saragi. Nama yang penuh arti, harapan dan doa.
Myles, memiliki arti “seorang prajurit”. Aku pribadi dan suamiku sebenarnya mempunyai maksud dan kisah yang unik dengan nama “Myles”. Anakku adalah anak yang sangat kuat. Hari-hari di kandungan, dia selalu menemaniku bekerja. Berangkat dengan kendaraan roda dua diantar suami, dan pulang dengan angkutan umum. Perjalanan yang jauh, bermil-mil, mile(s), Myles, cocok kan? Hehehe. Dan lagi, Myles sendiri adalah nama seorang musisi Amerika yang aku kagumi. Seorang vokalis bersuara emas dan pintar memainkan alat musik. Ya, dialah Myles Kennedy, vokalis grup band Alter Bridge. Wah, 1 nama saja sudah kemana-mana ya artinya. Jadi singkatnya Myles bagiku berarti “prajurit tangguh yang melewati bermil-mil jalan kehidupan, berharap menjadi seorang musisi yang seperti Myles Kennedy”. Aduduh... Kok banyak sekali ya, Bund? Hahaha...
Shinta, memiliki arti “berbahagia”.
Ini adalah nama pemberian dari opung boru anakku. Opung boru, artinya
nenek (dalam Bahasa Batak). Shinta adalah nama kecil dari opung boru
anakku. Harapanku tentu anakku menjadi anak yang berbahagia, tentunya
kebahagiaan yang benar, yang dikenan Tuhan, bukan kebahagiaan di atas
penderitaan orang lain. Ashiaaappp...
Eunike, adalah sebuah nama yang
berasal dari Alkitab. Eunike adalah seorang ibu dari anak yang bernama
Timotius. Eunike berhasil mendidik anaknya, Timotius, menjadi anak yang takut
akan Tuhan dan menjadi pelayan Tuhan yang setia. Nama Eunike diberikan oleh opung
doli (kakek – dalam Bahasa Batak) anakku. Beliau saat itu membaca kitab
Timotius dan menemukan nama itu, jadilah anakku diberi nama Eunike.
Kagumi. Ini adalah nama yang aku
pribadi berikan untuk anakku. Dari kata kagum, mengingatkanku betapa aku
sungguh kagum atas karya Tuhan bagi aku dan keluargaku. Penantian panjang untuk
memiliki momongan, perjalanan yang penuh lika-liku saat proses kehamilannya,
terlebih saat kelahirannya, membuat aku begitu kagum akan karya Tuhan atas diri
dan keluargaku. Bukan perkara yang mudah bagiku tinggal di perantauan, jauh
dari orang tua dan sanak saudara. Saat aku melahirkan aku hanya didampingi
suamiku, orang tuaku tidak bisa menemani karena jarak yang sangat jauh. Tapi
semua itu membuat aku menjadi lebih mengerti akan arti bersyukur. Bersyukur
karena kekuatan yang tak terpikirkan sebelumya, bersyukur untuk setiap keadaan,
bersyukur untuk keajaiban, semua membuatku kagum 😊
Saragi adalah nama keluarga, lebih
tepatnya marga dari suamiku. Adat Batak menganut sistem patriarki yang membuat
anak yang dilahirkan mendapat marga dari pihak ayah.
Cerita tidak sampai di situ. Hal-hal lucu menyertai nama anakku yang notabene panjang dan agak sulit diucapkan. Dari keluarga suamiku, Myles malah dipanggil Meyli, hahaha. Pengen cepet dan gak belibet, jadi deh nama panggilannya berubah. Next¸di keluargaku, Keke (dari kata Eunike). Wah, nama panggilan dari kedua keluarga beda semua tuh. Hahaha. Lalu, di rumah pengasuh anakku, anakku dipanggil Mels (dari kata Myles) dan juga Gumi (dari kata Kagumi). Jadi gemesss...
Dan di kantorku, lebih lucu lagi. Waktu itu diadakan arisan kecil-kecilan. Aku ikut dengan menggunakan nama anakku Myles (biar hoki ceunah). Tibalah saat nama diundi, namaku pun keluar. Kebetulan yang membaca nama yang keluar adalah bosku yang sudah cukup berumur. Kertas arisan dibuka, dengan santainya beliau bilang, “Milebes”. Sontak seisi kantor bertanya-tanya siapa itu Milebes? Dan akhirnya semua tertawa, kerena ternyata itu nama anakku Myles yang asal-asalan dibaca. Kayaknya si bapak malas mengeja dengan baik. Aduh, pak, pak... Hahaha. Jadilah sampai sekarang namaku menjadi “mama Milebes” karena kejadian itu. Ah, sudahlah... Hahaha. Aku sendiri memanggil anakku dengan sebutan “Kue”. Makin nggak nyambung, ya, Bund?
Akhirnya aku menyadari, ada banyak
kisah di balik pemberian nama pada seorang anak. Aku bisa memaklumi bagaimana
pun nama yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya. Aku nggak lagi
anti atau men-judge orang tua yang menamai anak- anak mereka seperti itu.
Tentu nama-nama itu dibuat dengan berbagai pertimbangan dan alasan. Ketika para
orang tua (kakek-nenek) juga ikut menitipkan doa lewat nama yang mereka berikan
untuk cucu mereka, tertu kita sebagai anak sudah selayaknya meghargainya.
Nah, untuk para orang tua yang saat ini sedang dalam penantian kehadiran buah hati, atau yang sedang mencari referesi nama anak, coba deh main ke situs https://id.theasianparent.com/ Di sana ada banyak refenresi nama-nama anak mulai dari A-Z, contohnya https://id.theasianparent.com/nama-bayi-elegan/ Bagi yang punya akun Instagram juga silakan follow akun Instagram @theasianparent_id. Ada bayak informasi parenting dan tips-tips lainnya di sana. Aku pribadi sangat senang dengan adanya akun ini, karena bisa jadi referensiku sebagai orang tua baru untuk mematau perkembangan anak. Ada info-info promo dan mereka juga kerap mengadakan lomba yang bisa parents ikuti. Hadiahnya lumayan, lho.
Seperti dikutip dalam Amsal 21:24 TB:
Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik
dari pada perak dan emas. Demikian berharganya sebuah nama. Dengan doa dan
harapan yang terselip di balik setiap nama yang kita berikan pada anak-anak
kita, tentu tak lepas dari usaha dan doa kita untuk mewujudkan makna dari
setiap nama itu. Tugas kita kembali lagi mendidik dan mengarahkan mereka agar
menjadi pribadi yang baik. Semoga kita para orang tua mampu megemban tugas
mulia untuk medidik mereka menjadi manusia Tuhan seutuhnya. Amin. Tuhan
memberkati 😊