skip to main |
skip to sidebar
Life doesn't have a remote, get up and change it yourself (з´⌣`ε)
Pages
Friday, 24 February 2012
Terong, Sawi, Wortel, dan Brokoli
Tiba-tiba Terong teringat akan firman yang dia dengar di tempat ibadahnya. Sang pendeta berkata:
Penjahat, pemerkosa, pencuri, koruptor, mereka akan terlebih dahulu berjalan ke hadirat Allah, masuk ke dalam kerajaan surga. Lalu orang-orang yang sekarang ada di sini - di gereja ini (termasuk si Terong tentunya) berjalan terseok-seok, dan berkata: "Tuhan, Tuhan, bukankah kami mendengar Engkau mengajar di jalan-jalan kota kami? Bukankah kami telah mengusir setan-setan demi nama-MU?" dan Tuhan berkata dengan kesal: "Aku tidak kenal kamu, enyahlah kamu sekalian pembuat kejahatan".
Si Terong merasa kesal pada dirinya sendiri, tepatnya pada orang-orang juga. Hari ini dia membuka akun twitternya dan si Terong melihat tweet-tweet berseliweran. Dia kesal. Kesal pada dirinya sendiri yang menurutnya tidak sebaik orang-orang lain itu.
Dia marah. Marah pada orang-orang yang menurutnya sombong dan tidak semenarik dirinya.
Si Terong ini... Entah mengapa sering kali merasa kesal, di saat bersamaan, pada dirinya dan pada sayuran lain. Si Terong mulai takut dia menderita DID (bagi yang tidak tau apa itu DID, silakan gugling).
Terong. Hidupnya sebenarnya tidak terlalu menyedihkan. Dia cuma jarang bersyukur atas apa yang dia miliki.
Sampai umurnya yang hampir berkepala 3, dia masih berlari-lari mencari jati dirinya. Dia bersembunyi, berpura-pura baik-baik saja. Sebenarnya si Terong ingin sekali membagi kesedihannya. Tapi Terong merasa Wortel dan Sawi hanya layak diberi yang baik-baik saja.
Terong berprinsip: Kalaupun ada yang harus dibagi, itu bukanlah kesedihan, tetapi kebahagiaan.
Maka begitulah. Tiap kali dia bertemu Wortel, dia diam-diam memuji dirinya yang berwarna ungu terang, dan mulai meremehkan warna Wortel yang oranye pucat. Tentu saja si Wortel tidak menyadari pemikiran si Terong.
Terong, dalam diamnya, menempatkan diri untuk selalu mendengar kisah-kisah sayuran lain, namun dalam hati Terong merasa 2 sisi menekannya: kesal karena selalu menjadi pendengar dan marah karena ingin didengarkan juga(dia bergumul sendirian dalam hatinya).
Sawi akhir-akhir ini terlihat cemerlang. Sepertinya dia cukup pupuk dan air. Ahhh... Si Terong mulai ngambek lagi... Dia ingin seperti Sawi!
Terong ini kesal atau apa, Terong juga tidak sepenuhnya memahami dirinya...
Terong berpuas diri karena dia masih ingat firman-firman yang pernah dia dengarkan dari penjaga kebun.
Terong menunggu kalau-kalau Wortel dan Sawi mau mengajaknya bermain.
Terong lagi naksir Brokoli, dia ingin curhat, tapi Terong tidak berani.
Ah Terong... Kasihan ya kamu?? :p
About Me
- Sieska Mazmur
Be my friend on Facebook!
Copyright ©
Do The Best and Move Along. Design by WPThemes Expert
0 comments:
Post a Comment